Senin, 29 Desember 2008

Mencapai Orgasme Ideal

Orgasme bisa dicapai dengan sempurna bila hubungan seks dilakukan oleh pasangan suami istri yang sah. Berdasarkan penelitian, perasaan bersalah atau tempat melakukan hubungan seks kurang nyaman bisa mengurangi kenikmatan seksual itu sendiri. Dari semua penyimpangan hubungan seks, baik pria maupun wanita, kenikmatan yang didapat adalah kenikmatan semu. Bagi pria, mereka hanya mengeluarkan sperma saja (ejakulasi) yang kenikmatannya tidak lebih seperti orang yang sudah ‘kebelet’ buang air kecil, ia menemukan toilet, lalu buang air dengan lega.

Oleh karena itu sumber utama datangnya orgasme adalah adanya hubungan mesra antara suami dan isteri sehari-hari. Suami sebagai kepala keluarga melindungi istri dari segala bentuk gangguan. Memberikan ketentraman jiwa dan raga. Tak lupa pula memberikan nafkah yang cukup. ‘Keperkasaan’ suami (tidak perlu berujud kekuatan fisik) dalam bertanggungjawab dan melindungi anak istrinya akan membuat suasana aman dan nyaman bagi istri. Peran suami yang demikian itu dilakukan karena saying dan cintanya pada istri. Tujuannya adalah satu, yaitu untuk mewujudkan keluarga yang mawaddah dan penuh rahmat Allah. Keberadaan suami yang demikian akan membuat istri menjadi hormat dan saying padanya. Selanjutnya ia akan setia dan pasrah terhadap apa yang akan suami lakukan padanya. Dan istri yang taat setia, selalu menyenangkan bila dipandang, menjaga kehormatan dirinya, harta dan wibawa suami. Istri yang demikian akan membuat suami bertambah saying dan memuliakannya.

Keluarga yang mawaddah dan penuh berkah merupakan sumber utama hubungan mesra suami istri yang sejati. Dan disitulah hubungan seks yang penuh kenikmatan akan dilimpahkan Allah dalam bentuk orgasme yang nikmatnya tiada tara. Orgasme yang sempurna akan didapatkan oleh pasangan suami istri ideal tersebut.

Setelah masalah psikis dalam hubungan kedua suami istri tidak ada, barulah kita bicara masalah teknik pencapaian orgasme tersebut. Artinya tidak banyak gunanya kita berbicara panjang lebar bila dalam hubungan suami istri tersebut masih dirundung masalah dendam, cemburu atau penyakit psikologis lainnya, terlebih bukan hubungan suami istri.

Yang perlu diingat, hubungan seks atau orgasme tidak saja dipengaruhi oleh factor fisik saja, tapi factor psikis juga berperan penting.

Tidak ada komentar: